Setelah Presiden Tayyip Erdogan diambil sumpahnya, Perdana Menteri Turki
terpilih Ahmet Davutoglu akan mengumumkan kabinetnya, Jumat
(29/8/2014).
Kemungkinan Erdogan dan Davutoglu tak akan mengubah secara signifikan arah kebijakannya.
Tim ekonomi yang sekarang, termasuk Deputi PM Ali Babaca dan Menteri Keuangan Mehmet Simsek, kemungkinan tetap di posisinya. Menteri Uni Eropa Mevlut Cavusoglu didesas-desuskan akan menjabat sebagai menteri luar negeri.
Pembantu Erdogan, Yalcin Akdogan, kemungkinan masuk kabinet, setidaknya memangku jabatan deputi PM.
Erdogan, yang menjabat perdana menteri sejak 2003, memenangi pilpres dan terlah disumpah sebagai presiden Turki Kamis kemarin (28/8/2014), menjadikannya sebagai pemimpin terkuat Turki pada saat ini.
“Pintu Kebesaran Turki sudah dibuka,” tulis headline di koran Sabah, Jumat, yang dalam editorialnya mengenai masa peralihan kekuasaan tersebut sama dengan yang ditulis sejumlah koran yang pro-pemerintah.
Namun koran Sozcu yang keras mengkritik Erdogan, menyatakan “Erdogan tak akan memegang sumpahnya,” merujuk pada janjinya di parlemen yang terikat dengan prinsip-prinsip sekuler pendiri Republik Turki moderen, Mustafa Kemal Ataturk.
Para musuh bebuyutan Erdogan mengingatkan bahwa akar politik Islam Erdogan berarti langkahnya menjadi presiden akan memperlebar pengaruh keagamaannya ke dalam kehidupan rakyat Turki.
Kemenangan Erdogan dalam pilpres langsung pertama pada bulan ini memberikan mandat kepadanya untuk mengemban misi mentransformasikan Turki di dalam negeri dan sebagai kekuatan regional.
Erdogan menggariskan rencana jelasnya untuk menegakkan sistem presidensial yang bisa mempeluas perannya dalam politik Turki masa kini. (inilah.com)
Kemungkinan Erdogan dan Davutoglu tak akan mengubah secara signifikan arah kebijakannya.
Tim ekonomi yang sekarang, termasuk Deputi PM Ali Babaca dan Menteri Keuangan Mehmet Simsek, kemungkinan tetap di posisinya. Menteri Uni Eropa Mevlut Cavusoglu didesas-desuskan akan menjabat sebagai menteri luar negeri.
Pembantu Erdogan, Yalcin Akdogan, kemungkinan masuk kabinet, setidaknya memangku jabatan deputi PM.
Erdogan, yang menjabat perdana menteri sejak 2003, memenangi pilpres dan terlah disumpah sebagai presiden Turki Kamis kemarin (28/8/2014), menjadikannya sebagai pemimpin terkuat Turki pada saat ini.
“Pintu Kebesaran Turki sudah dibuka,” tulis headline di koran Sabah, Jumat, yang dalam editorialnya mengenai masa peralihan kekuasaan tersebut sama dengan yang ditulis sejumlah koran yang pro-pemerintah.
Namun koran Sozcu yang keras mengkritik Erdogan, menyatakan “Erdogan tak akan memegang sumpahnya,” merujuk pada janjinya di parlemen yang terikat dengan prinsip-prinsip sekuler pendiri Republik Turki moderen, Mustafa Kemal Ataturk.
Para musuh bebuyutan Erdogan mengingatkan bahwa akar politik Islam Erdogan berarti langkahnya menjadi presiden akan memperlebar pengaruh keagamaannya ke dalam kehidupan rakyat Turki.
Kemenangan Erdogan dalam pilpres langsung pertama pada bulan ini memberikan mandat kepadanya untuk mengemban misi mentransformasikan Turki di dalam negeri dan sebagai kekuatan regional.
Erdogan menggariskan rencana jelasnya untuk menegakkan sistem presidensial yang bisa mempeluas perannya dalam politik Turki masa kini. (inilah.com)