Menyikapi perkembangan Mesir setelah dikuasai rezim kudeta dibawah
As-Sisi yang terus mengalami krisis, Jamaah Ikhwanul Muslimin
mengeluarkan lima point pernyataan yang dirilis 6 September 2014
kemarin. Berikut pernyataan lengkap Ikhwanul Muslimin yang dikutip dari
al-ikhwan.net:
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah waba’du:
Pertama, Jamaah Ikhwanul Muslimun menegaskan sikapnya, yaitu tetap memperjuangkan hak-hak rakyat Mesir keseluruhan, tetap berupaya mengembalikan semangat revolusi 25 Januari dengan produk undang-undang yang telah dihasilkannya, termasuk juga upaya untuk qishah terhadap pembunuh syuhada, yang luka-luka, yang dipenjara dan memperjuangkan kehidupan bebas merdeka bagi rakyat Mesir.
Kedua, Jamaah menegaskan tidak menjadi bagian kelompok yang berupaya menjual masa depan bangsa dan rakyat. Dan Jamaah tidak terpecah belah dalam hal tersebut. Jamaah besatu menolak segala tindakan kezaliman dan kriminalitas yang dilakukan pengkudeta.
Ketiga, Tapi Jamaah menjelaskan turut serta dalam merumuskan pemikiran konfrehensif untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari krisis pemerintahan kudeta. Yang itu sudah dirumuskan oleh Koalisi Nasional Dukung Konstitusi dan menolak kudeta pada November 2013. Yaitu upaya untuk berdialog dengan komponen revolusi dan tokoh nasional dalam konteks perjuangan revolusi 25 Januari.
Keempat, Jamaah menegaskan bahwa revolusi damai terus dilanjutkan sampai meraih kemenangan. Revolusi damai tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Kelima, kegagalan kudeta dan menutupinya dengan issu terorisme atau fitnah keji lainnya terhadap Jamaah merupakan bukti bobroknya pengguasa militer sepanjang enam puluh tahun lamanya. Dan itu dibuktikan juga dengan mengkudeta presiden sah pilihan rakyat yang nyata-nyata berhasil mengeluarkan Mesir dari kediktatoran dan kezaliman.
11 Dzul Qa’dah 1435 H / 6 September 2014
Sekjen, Ikhwanul Muslimin
Dr. Mahmud Husain Ahmad