Serangan roket Pejuang Palestina memang dahsyat dan terbukti bisa
melumpuhkan operasional bandara Internasional Israel yang bernama Ben
Gurion. Akibatnya, banyak jadwal penerbangan berhenti total. Selain itu,
Amerika Serikat juga melarang warganya untuk terbang ke Tel Aviv.
Dan bukan hanya AS saja, dikabarkan penerbangan Eropa pun melakukan hal yang sama. Berita ini seperti di kutip dari Sindonews yang melaporkan pada tangga 23 Juli 2014, bahwa Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS) atau FAA melarang setiap maskapai untuk terbang ke bandara Israel itu, setidaknya dalam tempo 24 jam. Larangan serupa juga dikeluarkan Badan Keselamatan Penerbangan Eropa.
”Semua operator (pesawat) agar menghindari Tel Aviv sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi peringatan Badan Keselamatan Penerbangan Eropa, seperti dikutip Reuters, Rabu (23/7/2014).
Serangan roket Gaza yang telah menyasar kompleks bandara Israel baru pertama kali terjadi sejak Perang Teluk 1990-1991.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang khawatir dampak lumpuhnya bandara intenasional Israel itu langsung mengimbau Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, agar meminta FAA mencabut larangan terbang ke Tel Aviv.
”Netanyahu berbicara dengan Kerry dan memintanya untuk bertindak agar berbagai maskapai bisa mengoperasikan kembali pesawatnya di Israel,” kata sejumlah sumber di kantor Netanyahu.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, mengatakan, larangan terbang ke Tel Aviv itu semata-mata untuk menjamin keselamatan. Itulah yang berhasil Silontong kutip.
Nah, kalau sudah begini, maka kerugian Israel semakin meningkat, karena jumlah wisatawan akan berkurang, daerah wisata sepi, juga perhotelan, pemasukan devisa jadi menurun. Sementara biaya perang terus meningkat. Ini adalah tanda-tanda kekalahan Israel melawan Palestina, namun masih saja berkilah.
Perlu diketahui, bahwa sampai tanggal 22 Juli 2014, sudah sebanyak 3000 Roket Pejuang Palestina yang menghujani wilayah Israel. (silontong.com)
Dan bukan hanya AS saja, dikabarkan penerbangan Eropa pun melakukan hal yang sama. Berita ini seperti di kutip dari Sindonews yang melaporkan pada tangga 23 Juli 2014, bahwa Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS) atau FAA melarang setiap maskapai untuk terbang ke bandara Israel itu, setidaknya dalam tempo 24 jam. Larangan serupa juga dikeluarkan Badan Keselamatan Penerbangan Eropa.
”Semua operator (pesawat) agar menghindari Tel Aviv sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi peringatan Badan Keselamatan Penerbangan Eropa, seperti dikutip Reuters, Rabu (23/7/2014).
Serangan roket Gaza yang telah menyasar kompleks bandara Israel baru pertama kali terjadi sejak Perang Teluk 1990-1991.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang khawatir dampak lumpuhnya bandara intenasional Israel itu langsung mengimbau Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, agar meminta FAA mencabut larangan terbang ke Tel Aviv.
”Netanyahu berbicara dengan Kerry dan memintanya untuk bertindak agar berbagai maskapai bisa mengoperasikan kembali pesawatnya di Israel,” kata sejumlah sumber di kantor Netanyahu.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, mengatakan, larangan terbang ke Tel Aviv itu semata-mata untuk menjamin keselamatan. Itulah yang berhasil Silontong kutip.
Nah, kalau sudah begini, maka kerugian Israel semakin meningkat, karena jumlah wisatawan akan berkurang, daerah wisata sepi, juga perhotelan, pemasukan devisa jadi menurun. Sementara biaya perang terus meningkat. Ini adalah tanda-tanda kekalahan Israel melawan Palestina, namun masih saja berkilah.
Perlu diketahui, bahwa sampai tanggal 22 Juli 2014, sudah sebanyak 3000 Roket Pejuang Palestina yang menghujani wilayah Israel. (silontong.com)