“Bagi umat Islam Indonesia, Jokowi adalah khalifah yang harus
didengar dan ditaati. Ingat ya, Jokowi itu khalifah!” tulisnya dalam laman sosial medianya, 21 Oktober 2014.
Pernyataan itu menyulut komentar kritis dari berbagai follower-nya.
Terutama karena ketidaktepatannya dalam menempatkan presiden Indonesia
setara dengan khalifah yang memimpin umat Islam sedunia.
Tidak terima dengan berbagi kritik tersebut, ia mengata-ngatai para pengkritiknya sebagai orang bodoh.
“Di wall saya banyak yg marah-marah karena saya meyebut Jokowi itu khalifah yang harus didengarkan dan ditaati. Pada bahlul ah!”
Tahun lalu, pengamat politik partisan ini mengatakan bahwa dirinya
yakin jika Jokowi maju sebagai calon presiden, kader PDIP itu sudah
dapat dipastikan akan memenangi pemiihan presiden (Pilpres) 2014. Bahkan
ia berani bertaruh.
“Potong leher saya jika Jokowi kalah! Jika dia maju saat ini,”
cetus ngajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) saat itu.
Bahkan, meskipun ia dikenal sebagai dosen komunikasi, ia sering
menggunakan kata-kata kasar seperti pelacur, babi, dan dan najis dalam
konteks negatif.(http://news.fimadani.com)
Your Ads Here
Artikel Terkait
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Penulisan markup di komentar
- Untuk menulis huruf bold gunakan
<strong></strong>
atau<b></b>
. - Untuk menulis huruf italic gunakan
<em></em>
atau<i></i>
. - Untuk menulis huruf underline gunakan
<u></u>
. - Untuk menulis huruf strikethrought gunakan
<strike></strike>
. - Untuk menulis kode HTML gunakan
<code></code>
atau<pre></pre>
atau<pre><code></code></pre>
, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)