“Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain,
maka tentu aku akan memerintah para wanita untuk sujud kepada suaminya
karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi
kewajiban istri.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)”.
ARUS globalisasi begitu cepat. Tidak saja mewarnai
kehidupan remaja, tetapi juga rumah tangga. Menjamurnya gadget misalnya,
tidak sedikit hubungan suami istri yang berjalan apa adanya.
Sejatinya, globalisasi, termasuk gadget memiliki sisi manfaat. Namun
jika tak berhati-hati, ia juga akan menjadi “pisah pembunuh” pemiliknya.
Berdasarkan survei American Academy of Matrimonial Lawyers,
satu dari lima perceraian di Amerika Serikat disebabkan oleh jejaring
sosial Facebook. Dikutip dari The Frisky, 80 persen pengacara perceraian
melaporkan lonjakan jumlah kasus yang menggunakan media sosial sebagai
bukti perselingkuhan pasangan.
Kebanyakan bukti yang diperlihatkan adalah foto-foto mesra yang
menjadi penyebab percekcokan pasangan. Kasus lainnya, banyak pasangan
yang menemukan dan berselingkuh dengan mitra mereka di masa lalu.
Hal itu menjadi bukti bahwa para pasangan harus benar-benar berupaya
sungguh-sungguh dan berkomitmen dalam menjaga keutuhan rumah tangganya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang istri untuk benar-benar
tidak lalai dalam menjalankan tugas mulianya kepada suami, terutama
ketika suami memang benar-benar sedang berkepentingan terhadap istrinya.
Tidak ada Nanti, Tapi Siap Segera
Seorang istri yang mengharap ridha Allah tidak akan berani
mendahulukan apapun selain daripada keridhoan suaminya. Maka, ketika
suami memanggil, dalam keadaan apapun, apalagi kalau hanya sedang
bersosial media, istri yang sholehah akan segera menemui suaminya.
“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang
suami mengajak isterinya ke tempat tidur-untuk berjima’ lalu isterinya
menolak, melainkan penghuni-penghuni langit akan murka kepadanya hingga
suaminya ridha kepadanya.” (HR Muslim).
Dengan kata lain, seorang istri tidak diperkenankan menunda apalagi
sampai menolak ajakan suami. Jangankan dalam keadaan santai, dalam
keadaan bekerja di rumah pun seorang istri wajib mendahulukan panggilan
suaminya.
Hal ini tentu mengandung maslahah yang sangat besar bagi kelangsungan
rumah tangga itu sendiri. Sebab, istri yang taat dan patuh terhadap
suami, utamanya dalam hal panggilan khusus suaminya akan benar-benar
menentramkan hati dan menyelamatkan iman sang suami. Dan, suami yang
mendapati istri sedemikian patuh dan hormat, tentu akan sangat bersyukur
dan sayang terhadap istrinya.
Dan, sebagai catatan, betapa seorang istri harus benar-benar taat
kepada suaminya adalah apa yang Rasulullah tegaskan di dalam sebuah
hadits.
“Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang
lain, maka tentu aku akan memerintah para wanita untuk sujud kepada
suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang
menjadi kewajiban istri.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)”.
Dengan demikian, wahai para istri, lihatlah agenda hidupmu, sudahkah
selama ini benar-benar mendahulukan suami daripada yang lain.
Atau jangan-jangan, masih lebih mementingkan yang lain daripada bersegera taat kepada suami.
Ingatlah, urusan rumah tangga adalah yang paling utama dari apapun.
Apalagi jika dibandingkan dengan chatting, sosial media atau apapun yang
modern dan canggih yang berada dalam genggaman. Sebab, keridhoan suami
adalah kunci surga bagi para istri. Dan, jika tidak diupayakan sedari
dini bagaimana mentaati suami, bagaimana mungkin ada keinginan bisa
mendapat ridha Ilahi? Wallahu a’lam.
*Hidayatullah.com