Prolog
Sudah cukup lama kekhawatiran mendera umat manusia dari berbagai
ideologi dan kepentingannya, tentang gejala kepunahan sebuah gerakan,
atau kepunahan agama, kepunahan ideologi, bahkan kepunahan umat manusia
itu sendiri. Ternyata, semua tengah khawatir dengan kepunahan
identitasnya masing-masing. Coba saja kita perhatika rekaman
kekhawatiran tersebut.
Benjamin Netanyahu merasa galau karena komunitas Kristen di Timur Tengah
semakin berkurang, bahkan terancam punah. Pernyataan ini disampaikan
Netanyahu saat mengucapkan selamat Natal bagi umat Kristen di Israel dan
seluruh dunia. Demikian keterangan dari laman resmi Kementerian Luar
Negeri Israel, Senin (24/12/2012). "Saat ini, komunitas Kristen di Timur
Tengah semakin menyusut, dan banyak dari mereka yang terancam punah,"
kata Netanyahu.
Demikian pula kekhawatiran akan punahnya Kristen di Betlehem. Ternyata
jumlah pemeluk Kristen di Bethlehem, kota di Palestina tempat Yesus
dilahirkan, terus berkurang dari tahun ke tahun. Bahkan menurut sejumlah
pengamat, warga Kristen di Palestina akan habis sama sekali.
Wartawan BBC untuk urusan agama, Christopher Landau menyatakan, 100
tahun lalu jumlah warga Kristen di wilayah Palestina diperkirakan lebih
dari 30%. Namun jumlah mereka dewasa ini hanya 2%. Banyak orang Kristen
Palestina yang berimigrasi ke negara-negara di seluruh dunia. Penurunan
jumlah orang Kristen di Palestina tampaknya terus berlanjut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak akan ada lagi orang Kristen
di tanah suci itu pada tahun 2025. "Saya yakin di beberapa desa kami
melihat tidak akan ada lagi penduduk Kristen", ujar Simon Azazian dari
Masyarakat Injil Palestina. “Kami tahu data ini merupakan kenyataan,
namun kami berusaha melawannya. Saya yakin di beberapa desa kami melihat
tidak akan ada lagi penduduk Kristen,” tambah Simon. “Misalnya penduduk
desa Wirsaid dulunya 100% Kristen, kemudian turun menjadi 60% dan
sekarang 40%. Jumlah mereka terus turun,” ujarnya.
Demikian pula sebuah kekhawatiran akan kepunahan Kristen di Irak.
Populasi umat Kristen di Irak kini telah menyusut menjadi antara 300.000
- 500.000 jiwa. Angka itu turun dari total 1,3 juta jiwa pada tahun
1991. Data tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan
kepunahan salah satu komunitas Kristen yang paling kuno di dunia.
Bukan hanya kelompok Kristen yang mengkhawatirkan kepunahannya, Yahudi
pun demikian pula. Sebuah studi menyatakan sekitar setengah warga
Amerika sudah tidak memeluk keyakinan yang sama dengan keyakinan yang
mereka anut pada masa anak-anak, atau paling tidak sudah satu kali
berganti keyakinan, kebanyakan di awal usia duapuluhan. Studi tersebut
dirilis oleh Pew Forum mengenai masalah keagamaan dan kehidupan
bermasyarakat.
Luis Lugo, pemimpin studi tersebut, mencatat bahwa jumlah kaum Yahudi
Amerika terus menyusut dari populasi keseluruhan. Dalam sebuah studi
yang dirilis bulan lalu oleh Trinity College, ditemukan bahwa sekitar
1,2 % penduduk Amerika mengaku sebagai pemeluk Yahudi, jumlah tersebut
menurun dari angka 1,8 % pada tahun 1990.
Demikian pula hasil survei yang dilakukan Jewish People Policy Planning
Institute selama beberapa tahun belakangan ini, menunjukkan bahwa Israel
adalah satu-satunya "negara" yang pertambahan populasinya paling
lambat, bahkan stagnan. Penurunan itu disebabkan karena rendahnya
tingkat kelahiran dan perkawinan campuran antara Yahudi dan non-Yahudi.
Menurut laporan lembaga itu, setengah dari jumlah Yahudi di AS dan Eropa
melakukan asimilasi. Sementara di bekas negara Soviet, jumlah Yahudi
yang melakukan perkawinan campuran mencapai 80 %. Jumlah Yahudi di
Israel sendiri sekitar 5,6 juta orang dan banyak dari mereka yang juga
melakukan asimilasi dengan warga Arab. Di Israel, perkawinan campuran
antara Yahudi-Arab tidak diakui, kecuali jika perkawinan itu dilakukan
di luar negeri.
Seiring dengan kekhawatiran kepunahan agama Kristen, Katolik dan Yahudi,
Kardinal Miloslav Vlk, kepala Gereja Roman Katolik Cheko mengingatkan
peluang kebangkitan Islam di Eropa. Dalam wawancara dengan sebuah
terbitan Cheko, Vlk memperingatkan bahwa penduduk Muslim akan bertambah
dengan pesat di Eropa karena rendahnya kesuburan orang Eropa yang
kebanyakan dari mereka adalah orang-orang atheis.
Kardinal mengatakan, “Sementara Muslim Eropa hidup dengan agama mereka,
orang Eropa adalah kaum pagan, karena mereka tidak menghargai agama
mereka,” sembari memperingatkan jika tidak memperbaiki Eropa dalam hal
nilai-nilai Kristen-nya, pastilah akan punah.
Lebih mencengangkan lagi, kekhawatiran yang lebih besar adalah kepunahan
ras manusia itu sendiri. Saat menjadi pembicara di sebuah stasiun
televisi Inggris dalam program "Live From Space", Stephen William
Hawking mengungkapkan bahwa manusia akan punah. Menurut perhitungannya,
bumi tidak akan lagi mampu memberikan dukungan dan menampung jumlah
manusia yang terus bertambah setiap tahunnya. Karena itu, ras manusia
diperkirakan akan punah.
"Sekitar 50 tahun lagi dari sekarang, manusia hidup di bulan bukan
menjadi satu hal yang mustahil. Bahkan diperkirakan di tahun 2100
mendatang, Mars juga sudah menjadi planet baru yang didiami oleh
manusia," ungkap Hawking.
Hawking juga menjelaskan bahwa bumi sekarang ini sudah terlalu tua.
Dikarenakan umurnya yang sudah tua dan juga karena pertumbuhan manusia,
terbatasnya sumber daya alam serta kerusakan oleh ulah manusia, maka
diperlukan rencana B yaitu mendiami planet lain. Jika tidak, maka ras
manusia akan punah di muka bumi.
Kepunahan Gerakan Islam?
Ketika berbagai agama mengkhawatirkan kepunahan populasi mereka,
sesungguhnya demikian pula yang bisa terjadi pada pergerakan dakwah.
Ustadz Farid Nu’man dalam catatannya "Akhir Perjalanan Gerakan Dakwah"
menyatakan kekhawatiran serupa. Beliau menyatakan, berakhirnya kisah
Masyumi, bukan hanya karena dibubarkan oleh Soekarno. Tetapi, ada sebab
rasional lainnya yang menunjukkan bahwa sunatullah tetap berlaku bagi
siapa saja, walau ia gerakan dakwah. Masyumi telah melupakan nukhbawiyah
(pengkaderan) dengan arti sesungguhnya. Kader yang mampu melanjutkan
perjuangan pendahulu dan ideolognya.
Bahkan ketika Masyumi dibubarkan, salah seorang tokoh besarnya
---Muhammad Natsir Allahu Yarham--- masih hidup hingga beberapa dekade
pasca pembubaran Masyumi. Selain itu Masyumi juga gagal dalam meredam
konflik internal, antara kaum tradisionalis dan modernis. Hingga
akhirnya Nahdhatul Ulama memutuskan keluar dari Masyumi, yang diakui
cukup melemahkan langkah perjuangan mereka.
Menurut ustadz Farid Nu'man, saat ini kebesaran Masyumi mirip kegagahan
Dinosaurus yang punah, yang kerap kita kisahkan ke anak-anak kita.
Mereka penasaran dengan Dinosaurus, ingin melihat dekat, tetapi yang ada
hanya fosilnya saja, itu pun tidak utuh, atau di museum. Ada pula
kelompok umat Islam yang ingin mengembalikan romantisme kejayaan
Masyumi, tapi mereka sudah gagal sebelum berjalan. Masing-masing
kelompok mengaku pewaris sah Masyumi. Akhirnya, kita benar-benar melihat
bahwa Masyumi telah menjadi fi’il madhi yang tidak mungkin menjadi
fi’il mudhari.
Satu-satunya cara bagi gerakan Islam untuk bisa melawan kepunahan adalah
terus bergerak. Terus melakukan pergerakan yang masif, terstruktur dan
sistematis, dimulai dari upaya kaderisasi. Pergerakan kaderisasi ini
dilakukan dengan menambah kuantitas kader dan meningkatkan kualitas
mereka. Sehingga ada pertambahan dan pertumbuhan kualitatif maupun
kuantitatif.
Kemandegan dan kejumudan rekrutmen adalah pertanda awal kepunahan
pergerakan. Oleh karenanya, gerakan dakwah harus selalu melakukan proses
rekrutmen, menambah jumlah kader sebanyak-banyaknya sebagai penerus dan
pelaku perjuangan dakwah yang berkesinambungan. Jika rekrutmen tidak
berjalan, harus ada evaluasi menyeluruh terhadap pergerakan tersebut,
apakah ada persoalan mendasar yang tengah melanda tubuh pergerakan.
Kemandegan rekrutmen dan kaderisasi ini harus segera diatasi agar tidak
berkembang menjadi pengkerdilan gerakan.
Seluruh elemen struktur dan kader harus digiatkan dalam proses rekrutmen
dan pembinaan sehingga jumlah kader terus bertambah. Pada saat yang
bersamaan proses peningkatan kualitas kader juga terus menerus
dilakukan, sehingga menjadi suatu aktivitas yang saling berhubungan.
Kader yang sudah ada ditingkatkan kualitasnya, sehingga mereka bisa
dinamis melakukan pergerakan rekrutmen menambah jumlah kader baru. Tidak
ada cerita kepunahan gerakan dakwah jika aktivitas ini terus berjalan.
Dengan cara ini, gerakan dakwah tidak akan pernah mengalami kepunahan.
Justru akan semakin kokoh, mkuat dan berkembang. Mengisi kekosongan
ruang peradaban yang ditinggalkan oleh berbagai ideologi dan kepentingan
lainnya, karena mereka yang telah terlebih dahulu mengalami proses
kepunahan.[piyunganonline]
Your Ads Here
Artikel Terkait
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Penulisan markup di komentar
- Untuk menulis huruf bold gunakan
<strong></strong>
atau<b></b>
. - Untuk menulis huruf italic gunakan
<em></em>
atau<i></i>
. - Untuk menulis huruf underline gunakan
<u></u>
. - Untuk menulis huruf strikethrought gunakan
<strike></strike>
. - Untuk menulis kode HTML gunakan
<code></code>
atau<pre></pre>
atau<pre><code></code></pre>
, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)