Melawan Kepunahan Gerakan Islam | Oleh: Cahyadi Takariawan

12:48

 
Prolog

Sudah cukup lama kekhawatiran mendera umat manusia dari berbagai ideologi dan kepentingannya, tentang gejala kepunahan sebuah gerakan, atau kepunahan agama, kepunahan ideologi, bahkan kepunahan umat manusia itu sendiri. Ternyata, semua tengah khawatir dengan kepunahan identitasnya masing-masing. Coba saja kita perhatika rekaman kekhawatiran tersebut.

Benjamin Netanyahu merasa galau karena komunitas Kristen di Timur Tengah semakin berkurang, bahkan terancam punah. Pernyataan ini disampaikan Netanyahu saat mengucapkan selamat Natal bagi umat Kristen di Israel dan seluruh dunia. Demikian keterangan dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Israel, Senin (24/12/2012). "Saat ini, komunitas Kristen di Timur Tengah semakin menyusut, dan banyak dari mereka yang terancam punah," kata Netanyahu.

Demikian pula kekhawatiran akan punahnya Kristen di Betlehem. Ternyata jumlah pemeluk Kristen di Bethlehem, kota di Palestina tempat Yesus dilahirkan, terus berkurang dari tahun ke tahun. Bahkan menurut sejumlah pengamat, warga Kristen di Palestina akan habis sama sekali.

Wartawan BBC untuk urusan agama, Christopher Landau menyatakan, 100 tahun lalu jumlah warga Kristen di wilayah Palestina diperkirakan lebih dari 30%. Namun jumlah mereka dewasa ini hanya 2%. Banyak orang Kristen Palestina yang berimigrasi ke negara-negara di seluruh dunia. Penurunan jumlah orang Kristen di Palestina tampaknya terus berlanjut.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak akan ada lagi orang Kristen di tanah suci itu pada tahun 2025. "Saya yakin di beberapa desa kami melihat tidak akan ada lagi penduduk Kristen", ujar Simon Azazian dari Masyarakat Injil Palestina. “Kami tahu data ini merupakan kenyataan, namun kami berusaha melawannya. Saya yakin di beberapa desa kami melihat tidak akan ada lagi penduduk Kristen,” tambah Simon. “Misalnya penduduk desa Wirsaid dulunya 100% Kristen, kemudian turun menjadi 60% dan sekarang 40%. Jumlah mereka terus turun,” ujarnya.

Demikian pula sebuah kekhawatiran akan kepunahan Kristen di Irak. Populasi umat Kristen di Irak kini telah menyusut menjadi antara 300.000 - 500.000 jiwa. Angka itu turun dari total 1,3 juta jiwa pada tahun 1991. Data tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan kepunahan salah satu komunitas Kristen yang paling kuno di dunia.

Bukan hanya kelompok Kristen yang mengkhawatirkan kepunahannya, Yahudi pun demikian pula. Sebuah studi menyatakan sekitar setengah warga Amerika sudah tidak memeluk keyakinan yang sama dengan keyakinan yang mereka anut pada masa anak-anak, atau paling tidak sudah satu kali berganti keyakinan, kebanyakan di awal usia duapuluhan. Studi tersebut dirilis oleh Pew Forum mengenai masalah keagamaan dan kehidupan bermasyarakat.

Luis Lugo, pemimpin studi tersebut, mencatat bahwa jumlah kaum Yahudi Amerika terus menyusut dari populasi keseluruhan. Dalam sebuah studi yang dirilis bulan lalu oleh Trinity College, ditemukan bahwa sekitar 1,2 % penduduk Amerika mengaku sebagai pemeluk Yahudi, jumlah tersebut menurun dari angka 1,8 % pada tahun 1990.

Demikian pula hasil survei yang dilakukan Jewish People Policy Planning Institute selama beberapa tahun belakangan ini, menunjukkan bahwa Israel adalah satu-satunya "negara" yang pertambahan populasinya paling lambat, bahkan stagnan. Penurunan itu disebabkan karena rendahnya tingkat kelahiran dan perkawinan campuran antara Yahudi dan non-Yahudi.

Menurut laporan lembaga itu, setengah dari jumlah Yahudi di AS dan Eropa melakukan asimilasi. Sementara di bekas negara Soviet, jumlah Yahudi yang melakukan perkawinan campuran mencapai 80 %. Jumlah Yahudi di Israel sendiri sekitar 5,6 juta orang dan banyak dari mereka yang juga melakukan asimilasi dengan warga Arab. Di Israel, perkawinan campuran antara Yahudi-Arab tidak diakui, kecuali jika perkawinan itu dilakukan di luar negeri.

Seiring dengan kekhawatiran kepunahan agama Kristen, Katolik dan Yahudi, Kardinal Miloslav Vlk, kepala Gereja Roman Katolik Cheko mengingatkan peluang kebangkitan Islam di Eropa. Dalam wawancara dengan sebuah terbitan Cheko, Vlk memperingatkan bahwa penduduk Muslim akan bertambah dengan pesat di Eropa karena rendahnya kesuburan orang Eropa yang kebanyakan dari mereka adalah orang-orang atheis.

Kardinal mengatakan, “Sementara Muslim Eropa hidup dengan agama mereka, orang Eropa adalah kaum pagan, karena mereka tidak menghargai agama mereka,” sembari memperingatkan jika tidak memperbaiki Eropa dalam hal nilai-nilai Kristen-nya, pastilah akan punah.

Lebih mencengangkan lagi, kekhawatiran yang lebih besar adalah kepunahan ras manusia itu sendiri. Saat menjadi pembicara di sebuah stasiun televisi Inggris dalam program "Live From Space", Stephen William Hawking mengungkapkan bahwa manusia akan punah. Menurut perhitungannya, bumi tidak akan lagi mampu memberikan dukungan dan menampung jumlah manusia yang terus bertambah setiap tahunnya. Karena itu, ras manusia diperkirakan akan punah.

"Sekitar 50 tahun lagi dari sekarang, manusia hidup di bulan bukan menjadi satu hal yang mustahil. Bahkan diperkirakan di tahun 2100 mendatang, Mars juga sudah menjadi planet baru yang didiami oleh manusia," ungkap Hawking.

Hawking juga menjelaskan bahwa bumi sekarang ini sudah terlalu tua. Dikarenakan umurnya yang sudah tua dan juga karena pertumbuhan manusia, terbatasnya sumber daya alam serta kerusakan oleh ulah manusia, maka diperlukan rencana B yaitu mendiami planet lain. Jika tidak, maka ras manusia akan punah di muka bumi.

Kepunahan Gerakan Islam?

Ketika berbagai agama mengkhawatirkan kepunahan populasi mereka, sesungguhnya demikian pula yang bisa terjadi pada pergerakan dakwah. Ustadz Farid Nu’man dalam catatannya "Akhir Perjalanan Gerakan Dakwah" menyatakan kekhawatiran serupa. Beliau menyatakan, berakhirnya kisah Masyumi, bukan hanya karena dibubarkan oleh Soekarno. Tetapi, ada sebab rasional lainnya yang menunjukkan bahwa sunatullah tetap berlaku bagi siapa saja, walau ia gerakan dakwah. Masyumi telah melupakan nukhbawiyah (pengkaderan) dengan arti sesungguhnya. Kader yang mampu melanjutkan perjuangan pendahulu dan ideolognya.

Bahkan ketika Masyumi dibubarkan, salah seorang tokoh besarnya ---Muhammad Natsir Allahu Yarham--- masih hidup hingga beberapa dekade pasca pembubaran Masyumi. Selain itu Masyumi juga gagal dalam meredam konflik internal, antara kaum tradisionalis dan modernis. Hingga akhirnya Nahdhatul Ulama memutuskan keluar dari Masyumi, yang diakui cukup melemahkan langkah perjuangan mereka.

Menurut ustadz Farid Nu'man, saat ini kebesaran Masyumi mirip kegagahan Dinosaurus yang punah, yang kerap kita kisahkan ke anak-anak kita. Mereka penasaran dengan Dinosaurus, ingin melihat dekat, tetapi yang ada hanya fosilnya saja, itu pun tidak utuh, atau di museum. Ada pula kelompok umat Islam yang ingin mengembalikan romantisme kejayaan Masyumi, tapi mereka sudah gagal sebelum berjalan. Masing-masing kelompok mengaku pewaris sah Masyumi. Akhirnya, kita benar-benar melihat bahwa Masyumi telah menjadi fi’il madhi yang tidak mungkin menjadi fi’il mudhari.

Satu-satunya cara bagi gerakan Islam untuk bisa melawan kepunahan adalah terus bergerak. Terus melakukan pergerakan yang masif, terstruktur dan sistematis, dimulai dari upaya kaderisasi. Pergerakan kaderisasi ini dilakukan dengan menambah kuantitas kader dan meningkatkan kualitas mereka. Sehingga ada pertambahan dan pertumbuhan kualitatif maupun kuantitatif.

Kemandegan dan kejumudan rekrutmen adalah pertanda awal kepunahan pergerakan. Oleh karenanya, gerakan dakwah harus selalu melakukan proses rekrutmen, menambah jumlah kader sebanyak-banyaknya sebagai penerus dan pelaku perjuangan dakwah yang berkesinambungan. Jika rekrutmen tidak berjalan, harus ada evaluasi menyeluruh terhadap pergerakan tersebut, apakah ada persoalan mendasar yang tengah melanda tubuh pergerakan. Kemandegan rekrutmen dan kaderisasi ini harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi pengkerdilan gerakan.

Seluruh elemen struktur dan kader harus digiatkan dalam proses rekrutmen dan pembinaan sehingga jumlah kader terus bertambah. Pada saat yang bersamaan proses peningkatan kualitas kader juga terus menerus dilakukan, sehingga menjadi suatu aktivitas yang saling berhubungan. Kader yang sudah ada ditingkatkan kualitasnya, sehingga mereka bisa dinamis melakukan pergerakan rekrutmen menambah jumlah kader baru. Tidak ada cerita kepunahan gerakan dakwah jika aktivitas ini terus berjalan.

Dengan cara ini, gerakan dakwah tidak akan pernah mengalami kepunahan. Justru akan semakin kokoh, mkuat dan berkembang. Mengisi kekosongan ruang peradaban yang ditinggalkan oleh berbagai ideologi dan kepentingan lainnya, karena mereka yang telah terlebih dahulu mengalami proses kepunahan.[piyunganonline]

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan