Anggota biro politik Harakah Muqawamah Islamiyah (Hamas), Musa Abu
Marzuq, menekankan bahwa hanya senjata gerakan perlawanan yang bisa
menjamin kesepakatan dengan Israel. Amerika tidak pantas menjadi
penjaminnya.
Hal itu dinyatakan Abu Marzuq dalam akun faebooknya, Kamis (7/8/2014) pagi ini. Lebih detailnya, beliau menuliskan, “Hanya senjata gerakan perlawanan saja yang bisa menjamin kesepakatan dengan Israel. Amerika tidak pantas menjadi penjaminnya. Melalui keputusan Amerikalah terjadinya embargo; dengan senjata Amerikalah Gaza dihancur-luluhkan.”
Beliau juga menuliskan, “Kalau memang ada kesempatan perdamaian, kesempatan itu telah lenyap bersama serpihan tubuh anak-anak Gaza dan reruntuhan rumah-rumah mereka.”
Saat ini, sedang berlangsung perundingan di Kairo yang diprakarsai badan intelijen Mesir bersama delegasi dari Palestina dan Israel. Perundingan itu bertujuan mengokohkan proses penghentian perang.
Sebelumnya, Rabu sore kemarin, Hamas menyatakan tidak ada perkembangan pasti dalam perundingan yang sudah berlangsung selama tiga hari itu. Bahkan delegasi Palestina mengalami tekanan yang sangat berat. Namun demikian, gerakan-gerakan perlawanan termasuk Hamas, tetap memegang poin-poin tuntutannya. (msa/dakwatuna/palestinetimes)
Hal itu dinyatakan Abu Marzuq dalam akun faebooknya, Kamis (7/8/2014) pagi ini. Lebih detailnya, beliau menuliskan, “Hanya senjata gerakan perlawanan saja yang bisa menjamin kesepakatan dengan Israel. Amerika tidak pantas menjadi penjaminnya. Melalui keputusan Amerikalah terjadinya embargo; dengan senjata Amerikalah Gaza dihancur-luluhkan.”
Beliau juga menuliskan, “Kalau memang ada kesempatan perdamaian, kesempatan itu telah lenyap bersama serpihan tubuh anak-anak Gaza dan reruntuhan rumah-rumah mereka.”
Saat ini, sedang berlangsung perundingan di Kairo yang diprakarsai badan intelijen Mesir bersama delegasi dari Palestina dan Israel. Perundingan itu bertujuan mengokohkan proses penghentian perang.
Sebelumnya, Rabu sore kemarin, Hamas menyatakan tidak ada perkembangan pasti dalam perundingan yang sudah berlangsung selama tiga hari itu. Bahkan delegasi Palestina mengalami tekanan yang sangat berat. Namun demikian, gerakan-gerakan perlawanan termasuk Hamas, tetap memegang poin-poin tuntutannya. (msa/dakwatuna/palestinetimes)