"Fenomena Syuro Whatsapp Kader Dakwah" by @fifah_afifah_

08:28

Zaman akan terus berjalan. Seiring itu sikap dan perilaku manusia pun terpengaruh olehnya.

Ada satuhal yang ingin saya kritisi tentang sebuah alat fenomenal di zaman ini. Alat yang sudah sangat akrab dengan kehidupan dan rutinitas para cucu adam dan hawa. Alat yang posisinya nyaris sama dengan kebutuhan pokok sehari-hari. Yap! Alat komunikasi atau handphone.

Dewasa ini mayoritas kader dakwah sudah akrab dengan smartphone dengan fitur-fitur yang mendukung untuk berjalannya komunikasi yang baik bahkan jika terbentang jarak sejauh apapun.

Tentu kecanggihan smartphone diharapkan mampu mendukung komunikasi antar kader dakwah dalam mengemban amanah nya.

Beriring waktu, saat ini sudah ada pula istilah syuro online dan syuro offline. Syuro offline adalah syuro yang dilakukan dengan cara bertemu dan duduk bersama. Sedang syuro online mereka memaknainya dengan syuro via whatsapp. Kenapa sampai ada syuro via whatsapp? Alasannya adalah selain karna sudah adanya fasilitas seperti itu dalam tiap telepon genggam, juga karna kesibukan yang membuat kalangan ini sulit bertemu. Begitu kurang lebih.

Ikhwah fillah, jika kita mau mengkaca pada pergerakan atau perjuangan dakwah senior-senior kita di masa lampau dengan kinerja kita saat ini, mungkin akan lebih kita lihat kinerja mereka jauh lebih baik dari pada kita. Padahal di zaman tersebut belum ada fitur-fitur modern seperti yang ada dalam genggaman kita saat ini. Berbeda dengan kita, sedikit sibuk saja tak ada kekhawatiran dalam benak kita jika tak bisa menghadiri rapat atau yang sering kita sebut syuro. Alasannya adalah, hasil rapat nanti bisa di sampaikan via whatsapp. Lagi-lagi ada yang mengganggu perasaan saya dalam hal ini.

Beberapa kali terjadi dan mengamati, hal ini ternyata bukan mendukung kinerja kita, tapi justru memperumit keadaan. Tak jarang ketika hasil rapat secara ofline di siarkan ke whatsapp, beberapa orang bertanya bahkan sempat mengkritik. Jika demikian bukankah lebih baik turut menghadiri rapat? Kurang lebih seperti itu.

Hal kedua adalah, meskipun istilah syuro online ini sudah ramai terdengar di kalangan kader dakwah, masih saja ada yang tidak ikut serta atau bahkan hanya sekilas dibaca pendapat-pendapat yang di lontarkan dalam sebuah grup whatsapp. Tanpa berkomentar apapun.

Lagi-lagi mari kita berkaca pada awa-il dalam perjuangan ini. Mereka dengan segala keterbatasannya mampu berbuat banyak untuk ummat. Mereka dengan segala keterbatasannya tetap bersikap profesional dalam apapun. Dakwah ini tidak pernah menuntut kita. Hanya saja, mari kita belajar bersama-sama memaknai nya. Mungkin dalam hal ini penulis sendiri pun tak jarang melakukan hal yang sama. Tapi semoga tulisan ini sama-sama menjadi tadzkiroh bagi kita semua.

by @fifah_afifah_

piyungan online

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan