By: Nandang Burhanudin
Awal tahun 2015, diawali dengan dua peringatan besar. Petama, peringatan
Tahun Baru Masehi. Kedua, peringatan hari kelahiran baginda Rasul,
Muhammad saw. Peringatan pertama berkaitan dengan pesta khusus kaum
Nasrani (Kristen). Sedang yang kedua, khusus untuk umat Islam.
Namun apa yang terjadi? Dunia -khususnya dunia Islam- terbolak-balik,
seiring dengan kekacauan penguasa politik dan ekonomi di negeri-negeri
Muslim. Di Saudi, Mufti besar Saudi mengeluarkan fatwa yang mengharamkan
agenda perayaan Maulid Nabi. Saya setuju jika perayaan yang dimaksud
adalah perayaan yang mengandung kemusyrikan atau unsur pengkultusan
kepada pribadi Muhammad saw. Namun tidak setuju, untuk agenda-agenda
peringatan yang erat kaitannya dengan tadzkiroh bagi umat, tentang sosok
mulia baginda Muhammad, perjuangan hidup dan misi dakwah beliau.
Terlebih saat ini, umat Islam terpedaya dengan suri teladan yang
menyesatkan.
Di sisi lain, Mufti Saudi tutup mata dan telinga atas perayaan
besar-besaran acara Tahun Baru-an di Uni Emirates Arab. Perayaan
dilangsungkan oleh negara, menelan anggaran 500 juta US dollar. Perayaan
terbesar sepanjang sejarah, yang tidak pernah dilakukan oleh Vatikan
atau Eropa sekalipun. Padahal kita semua tahu, UEA adalah negara Arab,
berpenduduk Muslim, berbahasa Arab, dan secara geografi lebih dekat ke
Mekkah (Kiblat dan terdapat Baitullah) daripada ke Vatikan.
Ajaib! 500 juta dollar AS, cukup besar untuk merekonstruksi Gaza,
menyantuni pengungsi Syiria, atau membangun sekolah-sekolah di seluruh
dunia Islam. Pertanyaannya, apakah misi besar dari perayaan Tahun Baru
di UAE dan sekitarnya? Adakah misi lain selain misi budaya? Saya yakin
lebih. Ada misi politik. Dimana gaya hidup bangsa Arab di Teluk sudah
seperti yang disabdakan Nabi, "Membunuhi penganut Tauhid, namun
memuja-muji penyembah berhala."
Oleh karena itu bagi saya, ada baiknya para ulama tidak sekedar mengkaji
peringatan Maulid Nabi hanya dari kacamata FIQH. Namun coba kaji dari
Maqashid Syariah, Fiqh Siyasi, atau Fiqh Nawazil yang sudah makruf di
kalangan alim ulama. Karena fakta di lapangan kini, umat Islam tak
mengenal Nabi-nya secara tepat dan akurat. Terlebih dengan banyaknya
ajaran-ajaran sesat berbaju Islam, yang kini membuat umat Islam memahami
Islam semakin berat. Siapa yang disalahkan kecintaan kepada Nabi dan
risalahnya semakin pudar?
Your Ads Here
Artikel Terkait
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Penulisan markup di komentar
- Untuk menulis huruf bold gunakan
<strong></strong>
atau<b></b>
. - Untuk menulis huruf italic gunakan
<em></em>
atau<i></i>
. - Untuk menulis huruf underline gunakan
<u></u>
. - Untuk menulis huruf strikethrought gunakan
<strike></strike>
. - Untuk menulis kode HTML gunakan
<code></code>
atau<pre></pre>
atau<pre><code></code></pre>
, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)