Upaya pemerintah pusat khususnya Kementrian Pendidikan untuk
meningkatkan taraf pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal
(3T), dengan mengalihkan buku pelajaran berbasis fisik menjadi buku
eletronik mendapat beragam reaksi di daerah.
Di Kabupaten Tangerang Banten, Bupati Ahmed Zaki Iskandar berpendapat
Kementarian Pendidikan dan Kebudayaan harus memikirkan bagaimana
kesiapan SDM yang mencakup guru, para murid dan orangtua murid.
Sistem belajar aktif yang masih dilaksanakan, akan terhambat seiring tidak familiarnya orangtua dengan teknologi baru tersebut.
Memang, ditilik dari sisi geografis, Tangerang adalah kota penyangga
ibukota. Tapi, Bupati Ahmed Zaki Iskandar bersikukuh sistem pendidikan
akan sangat terganggu melihat kesiapan masyarakatnya di lapangan.
Tidak hanya itu, walaupun Kementerian Pendidikan akan bekerjasama dengan
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan PT Telkom
Indonesia, Zaki Iskandar merasa perlu dikaji kembali teknologi terapan
seperti apa yang tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan
siswa, jika tablet yang digunakan selama 8 jam masa belajar aktif ada
di sekolah.
"Sistem jaringan telkom dan internet yang juga belum sempurna. Bukan
cuma merubah budaya belajar dan mengajar tapi juga sarana
telekomunikasinya yang harus dipersiapkan," katanya.
Sedangkan dari sisi anggaran, Bupati Ahmed Zaji Iskandar juga kembali menyampaikan pertimbangannya.
"Banyak pertimbangannya, terutama soal anggarannya. Pemkab Tangerang harus berhitung cermat terlebih dahulu," katanya.
Bila Kemendikbud mempunyai rencana itu, dengan alasan menekan biaya soal
pendistribusian buku-buku pelajaran ke daerah terpencil, seharusnya
kebijakan ini dikaji ulang, utamanya soal kemampuan SDM dan anggaran
dari setiap daerah.
"Ada baiknya rencana ini dikaji ulang, karena harus dengan banyak
pertimbangan, salah satunya soal anggaran. apakah daerah itu mampu atau
tidak," ujar zaki.
Rencana Menteri Pendidikan Anies Baswedan menuai banyak kritikan. Selain
terkesan tergesa-gesa, Anies dan timnya seolah melupakan kegagalan
kurikulum 2013 silam yang telah memakan banyak biaya dan energi. Lalu,
apakah Anies akan mengulangi kesalahan yang sama? Semoga pemerintah
dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana. [viva/fs] *piyungan online
Your Ads Here
Artikel Terkait
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Penulisan markup di komentar
- Untuk menulis huruf bold gunakan
<strong></strong>
atau<b></b>
. - Untuk menulis huruf italic gunakan
<em></em>
atau<i></i>
. - Untuk menulis huruf underline gunakan
<u></u>
. - Untuk menulis huruf strikethrought gunakan
<strike></strike>
. - Untuk menulis kode HTML gunakan
<code></code>
atau<pre></pre>
atau<pre><code></code></pre>
, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)