[Ganti Buku Pelajaran Dengan Tablet] Anies Baswedan Menuai Banyak Kritikan

09:35

Upaya pemerintah pusat khususnya Kementrian Pendidikan untuk meningkatkan taraf pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), dengan mengalihkan buku pelajaran berbasis fisik menjadi buku eletronik mendapat beragam reaksi di daerah.

Di Kabupaten Tangerang Banten, Bupati Ahmed Zaki Iskandar berpendapat Kementarian Pendidikan dan Kebudayaan harus memikirkan bagaimana kesiapan SDM yang mencakup guru, para murid dan orangtua murid.

Sistem belajar aktif yang masih dilaksanakan, akan terhambat seiring tidak familiarnya orangtua dengan teknologi baru tersebut.

Memang, ditilik dari sisi geografis, Tangerang adalah kota penyangga ibukota. Tapi,  Bupati Ahmed Zaki Iskandar bersikukuh sistem pendidikan akan sangat terganggu melihat kesiapan masyarakatnya di lapangan.

Tidak hanya itu, walaupun Kementerian Pendidikan akan bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan PT Telkom Indonesia, Zaki Iskandar merasa perlu dikaji kembali teknologi terapan seperti apa yang tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan siswa, jika tablet yang digunakan selama 8 jam masa belajar aktif ada di sekolah.

"Sistem jaringan telkom dan internet yang juga belum sempurna. Bukan cuma merubah budaya belajar dan mengajar tapi juga sarana telekomunikasinya yang harus dipersiapkan," katanya.

Sedangkan dari sisi anggaran, Bupati Ahmed Zaji Iskandar juga kembali menyampaikan pertimbangannya.

"Banyak pertimbangannya, terutama soal anggarannya. Pemkab Tangerang harus berhitung cermat terlebih dahulu," katanya.

Bila Kemendikbud mempunyai rencana itu, dengan alasan menekan biaya soal pendistribusian buku-buku pelajaran ke daerah terpencil, seharusnya kebijakan ini dikaji ulang, utamanya soal kemampuan SDM dan anggaran dari setiap daerah.

"Ada baiknya rencana ini dikaji ulang, karena harus dengan banyak pertimbangan, salah satunya soal anggaran. apakah daerah itu mampu atau tidak," ujar zaki.

Rencana Menteri Pendidikan Anies Baswedan menuai banyak kritikan. Selain terkesan tergesa-gesa, Anies dan timnya seolah melupakan kegagalan kurikulum 2013 silam yang telah memakan banyak biaya dan energi. Lalu, apakah Anies akan mengulangi kesalahan yang sama? Semoga pemerintah dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana. [viva/fs] *piyungan online

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan