Pemerintah kudeta Mesir mengeksekusi mati Mahmud Ramadhan, pendukung
presiden sah Muhammad Mursi pada Sabtu (7/3/2015) kemarin dengan tuduhan
melakukan pembunuhan selama kerusuhan pada pertengahan 2013. Eksekusi
ini merupakan hukuman mati pertama yang dilakukan terhadap pendukung
organisasi Ikhwanul Muslimin yang dilarang di bawah Presiden Abdel
Fattah As-Sisi.
Pengadilan menuduh Mahmud Ramadhan melemparkan anak dibawah umur dari
atas gedung hingga tewas selama masa demonstrasi menentang kudeta
As-Sisi terhadap presiden sah Muhamad Mursi pada 2013 silam.
Media online Mesir rassd.com, melaporkan dari dalam gedung pusat
penyiaran televisi Mesir di Maspero bahwa televisi mesir mendapatkan
foto detik detik terakhir Mahmud Ramadhan sebelum di eksekusi Sabtu pagi
(7/03/2015). Mahmud Ramadhan, 31 tahun, merupakan seorang akuntan
disebuah perusahan munyak yang bandingnya ditolak oleh pengadilan Kasasi
Mesir.
Pengadilan Kasasi Mesir, yang merupakan pengadilan sipil tertinggi di
negara tersebut telah mengeluarkan putusan pada tanggal 5 Februari 2015
yang berisi menguatkan putusan pengadilan pidana Alexandria bertanggal
19 Mai 2014 yang sebelumnya memutuskan hukuman mati terhadap Mahmud
Ramadhan Abdu Annabi.
Eksekusi ini langsung mendapat respon penolakan dari berbagai pihak,
baik di dalam negeri Mesir sendiri maupun internasional. Bahkan
penolakan tidak hanya datang dari kelompok Ikhwanul Muslimin, penolakan
juga datang dari kekuatan revolusi lainnya seperti kelompok sosialis dan
liberal. Menurut sumber yang terlibat menangani kasus tersebut dari
awal, Mahmud Ramadhan dipaksa pihak keamanan Mesir untuk mengakui
kejahatan yang tidak pernah dilakukannya dengan ancaman istri dan
keluarga akan mendapat celaka jika menolak.
Ketika dihubungi Aljazeera istri Mahmud Ramadhan mengakui
suaminya mendapat tekanan dengan ancaman keselamatan jiwa istri dan
keluarga jika tidak mengakui perbuatan tersebut.
Putusan tersebut dinilai hanyalah bentuk kegilaan yang dilakukan oleh
pemerintah kudeta yang hampir putus asa menghadapi penolakan dari
kekuatan penentang kudeta di Mesir.
Sebelumnya beredar video yang memperlihatkan dengan jelas bahwa pelaku pelemparan anak dibawah umur dari lantai atas sebuah gedung tersebut bukanlah Mahmud Ramadhan, melainkan seorang pria yang dicurigai preman bayaran dari pihak kepolisian Mesir. Lebih lanjut, ketika kejadian berlangsung, pemuda penentang kudeta di Mesir melakukan aksi di jalanan kota Alexandria, namun mereka diserang oleh pihak kepolisian Mesir dibantu para preman bayaran yang dipersenjatai.
Mantan panglima militer diktator As-Sisi telah menerapkan tindakan keras pada para pendukung Ikhwanul Muslimin dan Muhammad Mursi, presiden terpilih Mesir, sejak penggulingannya pada Juli 2013 lalu.
Pengadilan Mesir telah menjatuhkan hukuman mati terhadap ratusan Muslim hanya karena diduga sebagai pendukung Ikhwanul Muslimin dalam beberapa bulan terakhir. Keputusan itu mengundang kecaman oleh kaum Muslimin dunia dan sejumlah kelompok hak asasi sebagai tindakan yang melanggar hukum internasional. (Hasmi Bakhtiar)
*piyungan online