Sejumlah kebijakan Presiden Jokowi tidak lagi senafas dengan PDI
Perjuangan sebagai kendaraan politiknya dalam Pilpres 2014 lalu.
Indikasinya bisa dilihat dari penghapusan subsidi bahan bakar minyak
(BBM), perpanjangan kontrak Freeport, dan mengendapnya kasus pelecehan
seks di Sekolah Jakarta International School (JIS).
Effendi menegaskan, jika Jokowi berpihak pada asing, berarti Jokowi bukan lagi bagian dari PDI P.
"Kalau tunduk kepada kepentingan asing, berarti Jokowi bukan
petugas partai lagi, tapi petugas Amerika Serikat," tegas aleg DPR yang
sering mengkritik kebijakan pemerintah itu.
Berikut wawancara dengan Effendi Simbolon seperti dikutip dari Harian Rakyat Merdeka, Sabtu 7 Maret 2015.
Kenapa tak berhembus kencang ke permukaan mengenai perpanjangan kontrak Freeport dan kasus JIS itu?
Ini
imbas dari konflik KPK-Polri. Kasus ini hanya pengalihan perhatian
saja dari persoalan Freeport dan JIS. Semua orang disibukkan pikirannya
ke sana.
Memang apa deal dari perpanjangan kontrak Freeport dan kasus JIS?
Saya kira ada deal itu. Tapi apa saja, ini yang menjadi pertanyaan, apa deal dengan Freeport, apa dengan deal JIS.
Sejauh
ini Jokowi dinilai berani terhadap tekanan asing, misalnya tetap
mengeksekusi hukuman mati gembong narkoba, ini bagaimana?
Jokowi
memang berani dalam kasus narkoba. Tapi kita lihat nanti dengan
Amerika. Jangan disepelekan lho kasus JIS itu. Karena Amerika sudah
ngancam akan mengembargo kita. Nah coba kita lihat nanti, apa Jokowi
tunduk atau nggak dengan tekanan Amerika.
Bagaimana sikap PDIP, apa tetap mendukung Jokowi?
Seyogyanya
begitu ya, tapi sepanjang segaris dengan konstitusi dan
perundang-undangan, tidak ada alasan untuk tidak mendukungnya.
Apa semua kebijakan Presiden itu sesuai konstitusi dan perundang-undangan?
Itu
juga menjadi pertanyaan bagi kami. Apa ya semua kebijakan Presiden itu
sudah sesuai dengan perundang-undangan dan konstitusi. Kalau menurut
saya, perpanjangan kontrak Freeport melanggar Undang-Undang Minerba.
Tapi selaku partai pendukung pemerintah, walau bagaimanapun tetap komit mendukung apapun kebijakan Presiden?
Saya nggak terlalu suka tuh dengan istilah apapun kebijakan Jokowi akan kita dukung.
Kebijakan apa saja yang menurut Anda tidak patut didukung?
Contohnya,
masak sih kebijakan perpanjangan kontrak Freeport kita dukung, ya nggak
lah. Kan itu melanggar Undang-Undang Minerba. Jelas-jelas melanggar
undang-undang kok. Presiden dengan terang-benderangmelakukan
pelanggaran, maka harus ada konsekuensinya.
Apa konsekunsinya?
Ya konsekuensinya bisa dilanjutkan ke impeachment. Ngapain sih harus kita tutupi.
Impeachment kan tidak mudah, lebih sulit dari mengubah UUD 1945?
Itu
kan kata pengamat. Mengamat-amati, menganalisa. Terus pengamatnya siapa
dulu. Saya nggak menafsir kok, nggak menganalisa, tapi fakta. Mereka
mengizinkan mengeksplore bahan mentah di Papua. 100 persen ini
melanggar. Nggak perlu dibuktikan ke publik lagi.
Selain itu?
Misalnya
kenapa Jokowi ujug-ujug menghapus subsidi BBM dan melepas harga ke
mekanisme pasar. Itu melanggar Undang-Undang Migas. Sekarang
pertanggungjawaban keuangan bagaimana dari hasil penghematan itu.
Kenapa DPR adem-adem saja menyikapi masalah tersebut?
Nggak ada yang ngerti DPR-DPR ini, wong orang baru kok. Lagi sibuk foto-foto, kunker, jalan-jalan gitu ya.
*piyungan online
Your Ads Here
Artikel Terkait
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Penulisan markup di komentar
- Untuk menulis huruf bold gunakan
<strong></strong>
atau<b></b>
. - Untuk menulis huruf italic gunakan
<em></em>
atau<i></i>
. - Untuk menulis huruf underline gunakan
<u></u>
. - Untuk menulis huruf strikethrought gunakan
<strike></strike>
. - Untuk menulis kode HTML gunakan
<code></code>
atau<pre></pre>
atau<pre><code></code></pre>
, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)