9 Tahun Kejebak PKS

11:19


Tidak ada yang penting sih sebenarnya kisah kebersamaan saya  bersama PKS, karena saya seorang kader biasa - biasa saja. tapi di dorong karena rasa cinta akan partai / jamaah ini, ijinkan saya mengungkapkannya melalui coretan ini, coretan yang semoga terkandung pelajaran di dalamnya; berikut kisahnya:  

Tahun 2004 adalah awal kisah perjalanan saya mulai mengenal dan bersinggungan dengan pengajian atau Liqo pekanan  PKS, ya Partai Keadilan Sejahtera; partai yang kini bak selebriti yang lagi naik daun karena dimana ada berita disitu pasti ada berita tentang PKS. Saya bukanlah kader dakwah yang direkrut melalui kegiatan kampus, karena saya tidak mengenyam bangku perkuliahan. Saya adalah kader dakwah “nemu” di jalan, bukan kader yang lahir dari orang tua yang aktivis seperti kebanyakan kader-kader PKS lainnya.   

Di tahun itu adalah tahun kedua saya lulus dari bangku SMA, karena tidak melanjutkan ke janjang kuliah jadi saya banyak waktu luang yang ada meskipun ada kesibukan sedikit sebagai seorang staf TU di SMA Swasta, tapi lebih banyak waktu kosongnya, disaat itu terlintas pikiran untuk ikut organisasi atau perkumpulan atau apalah namanya yang penting bisa menjadikan pengisi waktu luang yang ada. Dan keinginan tersebut tak lama kemudian terkabul, ada seorang teman kakak mengajak saya untuk ikutan kegiatan kajian keislaman, tanpa pikir panjang akhirnya ajakan tersebut aku iyakan; dengan harapan semoga saja kegiatan ini bisa menambah teman dan ilmu sekaligus.     

Saat pertama kali hadir pengajian saya heran katanya pengajian kok gak ada yang bawa kitab, kok cuma bawa buku catatan dan mushaf Alquran kayak anak sekolahan saja (maklum  saya lahir dan dibesarkan di tradisi Nahdliyin); tapi karena tujuan saya adalah untuk menambah teman dan pergaulan. Jadi  saya putuskan untuk melanjutkan ikut di dalamnya sampai beberapa minggu dan bahkan beberapa bulan. Dan Sekitar kurang lebih 1 tahun ikut liqoat  saya juga dibuat keheranan, heran karena  semua anggota pengajian diwajibkan untuk mengikuti agenda perkemahan atau Mukhoyyam istilahnya di PKS; kemah? kayak anak SD saja pake kemah segala begitu gumam saya dalam hati. Oh ya Mukhoyyam adalah salah satu perangkat  tarbiyah di PKS, semua anggota wajib ikut kecuali ada udzur syar’i baik anggota pemula hingga yang menjadi Anggota Dewan sekalipun.  

Subhanallah karena di perkemahan itulah semangat saya untuk terus berada dalam lingkaran liqo atau pengajian pekanan ini semakin kuat (yang awalnya niat liqo cuma untuk menambah teman, akhirnya niat saya perbarui; mulai detik itu saya berniat berada dalam liqo adalah untuk  berjuang bersama jamaah ini berjuang  menyebarkan kebaikan, berjuang untuk saling amar ma’ruf nahi munkar; sebesar apapun itu).
Semangat tersebut tidak lepas dari pengaruh Mukhoyyam tadi; karena di perkemahan tersebut kita semua digembleng Jasad dan Ruhiyah; sesibuk apapun kita diwajibkan untuk tetap menjalankan amalan-amalan ibadah harian kita, mulai sholat berjamaah, tilawah Alquran, dzikir, Sholat Tahajud, ditambah lagi dengan kewajiban berolah raga; push up, sit up, back up , dll yang semua kegiatan tersebut harus dilaporkan kepada panitia. Tidak ada yang bohong atau pun malu melaporkannya, tidak ada yang merasa paling rajin atau paling ‘alim karena kita semua belajar untuk memperbaiki diri, belajar untuk menjadi pribadi lebih baik dan berguna untuk orang lain. Apabila ada yang agak kendur semangat ruhiyahnya kita semua berbagi tips dan saran untuk kembali mengecharge kadar iman. Karena iman kadang naik dan kadang turun. Itulah nikmatnya bersama di lingkaran jamaah ini. Saling berbagi saat lapang atau pun sempit.

Di perkemahan atau Mukhoyyam itulah saya baru mengetahui ternyata pengajian yang selama ini saya ikuti adalah salah satu sarana dari PKS untuk mendidik kadernya agar menjadi manusia yang siap jasad dan ruhiyahnya; terima kasih PKS karena “Jebakanmu” di liqoat tiap pekan menjadikan diri ini lebih baik, lebih tau makna kehidupan, lebih faham cara berbakti kepada kedua orang tua; lebih mengerti cara menghormati orang lain, lebih bisa menyikapi perbedaan. Menjadikan persaudaraan bukan omongan semata tapi menjadi amal nyata, karena di jamaah ini kami diajarkan untuk selalu mendahulukan saudara ketimbang diri sendiri;  saudara disini bukan saudara karena nasab, tapi saudara karena kesamaan aqidah, kesamaan iman.
Terima kasih PKS, karena lewat jamaah inilah kami mengerti arti pentingnya saudara seiman saudara seaqidah; juga karena jamaah ini pula ilmu kami bertambah bukan hanya ilmu agama tapi ilmu-ilmu yang lain,  dari yang tidak bisa baca alquran sampai lancar membaca bahkan menghafalnya, dari yang tidak mengenal ilmu komputer sampai mahir mengoperasikan bahkan memperbaikinya. Karena di PKS kami diajarkan untuk menyebarkan ilmu yang kita punya; ibarat air jikalau air itu terlalu lama diam dan mengendap akan menimbulkan bau yang busuk, begitu pula ilmu jika tidak diajarkan akan hilang sia-sia tanpa makna, yang nantinya juga akan dipertanyakan di hari perhitungan. Hari yang ditentukan oleh amal-amal kita.
Terima kasih PKS, karena jamaah inilah saya mendapatkan seorang istri yang insyaAllah Sholehah; istri yang telah melahirkan 3 orang jundi kecil kami, istri yang bisa menjaga kehormatan keluarganya; penyejuk mata penyejuk jiwa. penawar hati. 

Ya setelah 3 tahun  bergabung dengan PKS, tepatnya tahun 2007 saya menikah atau lebih tepatnya dinikahkan dengan salah seorang Akhwat (baca: perempuan) binaan dari istri murabbi/pembina saya. Peristiwa pernikahan ini menjadi kenangan manis yang sulit dilupakan dan tak akan pernah terlupakan, bukan dari peristiwa pernikahannya tapi dari sisi rasa persaudaraan yang saya rasakan dari teman – teman liqoat  dan para  kader – kader PKS pada umumnya, semua teman liqoat saya bahu membahu membiayai pernikahan saya, saling menyisihkan sebagian rizkinya demi pernikahan saudaranya seiman. saudara seperjuangan.   

Tepat di tahun ke - 9 (sembilan)  kebersamaan saya bersama PKS. Jamaah ini sedang  menghadapi ujian yang berat. Prahara atau badai pengamat menyebutnya. Maka ketika ada tudingan-tudingan miring terjadi, sempat kami tertegun. Bukan menyesali pilihan telah bergabung dan bertahan di PKS. Tapi heran dan takjub dengan komentar  dan opini di media, tulisan yang muncul dari orang-orang yang merasa sangat tahu lika-liku PKS, bahkan merasa lebih tahu dari kader PKS sendiri. 

Maka  apapun yang disampaikan itu, adalah nasehat. Tak peduli yang menyampaikan itu siapa dan dilandasi apa. Dengki, benci, Kecewa, Cinta atau sayang akan partai ini. itu semua tidak penting. Kami tetap akan bekerja, ya tetap bekerja; ada atau tidak ada, bubar atau tidaknya partai ini. Kami akan terus melakukan apa yang kami bisa. Beramal atau bekerja sesuai kemampuan, membenahi yang perlu. Menggandeng yang mau bergerak bersama kafilah kami; Kafilah dakwah.

Bagi senior –senior  saya yang sekarang keluar dari PKS, alangkah lebih baik Anda semua menasehati kami dengan nasehat yang sesuai dengan ajaran agama. Menasehati karena rasa cinta, karena rasa seiman dan seaqidah bukan karena dengki atau sakit hati. Menasehati dengan cara yang baik bukan dengan berkicau di media, Anda pasti tahu dan lebih faham “menutupi aib saudara seiman adalah ajaran agama; bukan mengumbarnya”.  Anda juga pasti sangat faham, bahwa jamaah ini bukanlah sekumpulan jamaah malaikat, tapi sekumpulan manusia biasa yang tidak lepas dari berbuat salah dan khilaf. 

Saya juga berterima kasih kepada kalian semua, karena jerih payah dakwah kalian lah saya mengenal jamaah ini, jamaah yang telah merubah sejarah kehidupan saya. Kehidupan pribadi yang kurang mengenal agama,  menjadi pribadi yang senantiasa berusaha menjalankan agama secara taat. Sekali lagi terima kasih ustad, ya kalian tetaplah ustad-ustad kami, guru-guru kami karena kami tidak mengenal yang namanya mantan ustad.

Saya yakin semua komentar dan tudingan miring yang ada karena adanya kekecewaan yang amat sangat; kecewa berarti tanda adanya harapan yang tidak kesampaian (^_^). Karena partai ini adalah harapan banyak orang, harapan rakyat Indonesia, harapan umat yang merindukan kehidupan lebih baik, kehidupan akan negeri yang diridhoi oleh Allah SWT. Negeri Baldatun Toyibatun Warobbun Ghofur.
 
Meskipun saat ini PKS sedang di hantam badai ,tidak berlebihan rasanya jika harapan itu digantungkan pada Partai ini karena dari semua partai yang ada, PKS terbilang masih lebih bersih, lebih peduli dan lebih profesional. Memang nila setitik akan merusak susu sebelanga. Noda kecil di kain putih akan kelihatan tapi noda yang bejibun di kain beraneka warna tak akan kelihatan, kelihatan pun cuma sedikit.

PKS dicaci, PKS dinanti;
Dinanti ratusan juta rakyat Indonesia.
Dinanti konrtribusimu untuk umat dan bangsa ini.
Ganbatte PKS, Kami Bersamamu!
Isykariman aw mut syahidan; hidup mulia atau mati syahid!

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

1 comment

suipks mantapks

Balas

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan