Namun Turki menyangkal jika pasukannya di kawasan itu telah dikepung oleh milisi.
Kawasan kecil di dalam wilayah Suriah itu terletak di sekitar makam Suleyman Shah - kakek dari pendiri dinasti Usmaniah Osman I. Makam itu merupakan Wilayah Turki berdasarkan perjanjian 1920 yang ditandatangani antara otoritas Turki dan Prancis, yang saat itu memerintah negara itu.
Makam itu dijaga oleh beberapa lusin tentara Turki dan terletak sekitar 20 kilometer selatan dari perbatasan Turki di Sungai Efrat.
Harian pro-pemerintah Yeni Safak awal pekan ini melaporkan bahwa makam itu telah dikepung oleh lebih dari 1.000 anggota IS dan menyebut jika puluhan tentara Turki yang menjaga makam itu bahkan telah disandera.
Tapi Erdogan tegas membantah hal itu, "Semua hal yang dikatakan (terkait makam) tidak benar," katanya sebagaimana dikutip oleh Kantor berita resmi Anatolia.
Dalam peringatan yang jelas bagi IS, Turki mengatakan akan membalas jika makam Suleyman Shah diserang.
"Jelas langkah apa yang akan kami ambil jika sesuatu terjadi pada makam".
"Ini tetap merupakan masalah sensitif bagi kami," tambahnya. Ia menyampaikan hal itu dalam malam pembukaan parlemen.
Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc, Selasa, menegaskan bahwa pasukan Turki masih menguasai makam tetapi mengakui jika benar bahwa kelompok IS telah mendekati wilayah itu.
Harian The Hurriyet sebelumnya melaporkan bahwa pertemuan pejabat keamanan tingkat tinggi, Selasa, termasuk jendral Turki Necdet Ozel, telah membahas langkah-langkah yang akan diambil bila terjadi serangan dan memutuskan untuk menggunakan helikopter serang guna mengusir milisi IS.
Harian The Milliyet mengatakan bahwa Turki baru-baru ini mengerahkan tambahan 50 prajurit untuk menjamin keamanan makam itu.
Kekhawatiran tentang keamanan makam Suleyman Shah muncul saat Parlemen Turki, Kamis, mempersiapkan untuk menyetujui permintaan pemerintah guna memungkinkan intervensi militer di Suriah dan Irak untuk melawan munculnya IS. (pm) *portal kita semua