Al
Quran adalah petunjuk bagi seluruh Ummat manusia, yang mengatur seluruh
peradaban. Menjadi pencerah bagi seluruh mahluk dan didalamnya terdapat
segala macam pelajaran, hukum, dan aturan-aturan yang akan membawa
manusia ke derajat yang mulia. Tak hanya mengatur masalah—masalah ibadah
namun juga mengatur bagaiamana membangun peradaban dari unit terkecil
yaitu keluarga.
Lalu, seperti apakahresep yang di berikan Allah untuk membentuk keluarga bahagia menurut Al Quran..?
Ada 5 resep membangun
keluarga bahagia berdasarkan Surat Ar Ruum: 21. Ayat ini identik dengan
pernikahan dan segala pernak perniknya.
"Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ruum : 21).
Berikut 5 resep yang harus dilakukan untuk mencapai rasa tenteram, kasih dan sayang dalam rumah tangga yang diajarkan Islam:
1. Sikap yang santun dan bijak (Mu'asyarah bil Ma'ruf)
Merawat cinta kasih
dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan
cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya
dengan mu'asyarah bil ma'ruf. Rasulullah saw menyatakan bahwa :
"Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap
isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap
isteriku." (HR.Thabrani & Tirmidzi)
2. Saling mengingatkan dalam kebaikan
Di antara bentuk
ketakwaan suami istri dalam mempererat serta mengokohkan rumah tangga
adalah dengan saling nasehat menasehati untuk menjalankan sunnah Nabi.
Lihat dan renungkanlah betapa indah dan harmonisnya rumah tangga yang
dibangun di atas Al-Qur'an dan sunnah serta metode para sahabat yang
telah digambarkan oleh Nabi dalam haditsnya, "Allah merahmati seorang
suami yang bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat
(malam/tahajjud) lalu dia juga membangunkan istrinya hingga shalat. Jika
istrinya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya. Dan Allah
merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari untuk melaksanakan
shalat (malam/tahajjud) lalu dia membangunkan suaminya hingga shalat.
Jika suaminya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya." HR.
Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah dan derajatnya hasan shohih).
3. Lebih mengutamakan untuk melaksanakan kewajiban, daripada menuntut hak.
Dalam membangun rumah
tangga, suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang saling sinergi
satu sama lain. Untuk menghadirkan ketentraman, hendaknya setiap
individu lebih mengedepankan kewajiban daripada hak. Hal ini akan
menumbuhkan sikap saling pengertian dan rasa tanggung jawab. Sebaliknya,
tuntutan2 yang muncul dalam kehidupan rumahtangga dapat menyulut api
perpecahan diantara pasangan suami-istri.
4. Saling menutupi kekurangan pasangannya
Setiap suami pasti
memiliki kekurangan, begitu juga dengan sang istri. Kekurangan2 tsb
sangat mungkin baru diketahui oleh pasangan masing2 setelah menikah.
Dengan saling menutupi kekurangan diri masing2, harmonisasi dalam
rumahtangga akan terjaga. Tidak seperti seleb
yang saling
mengungkapkan aib pasangannya ke pihak lain, yang kemudian berakhir
dengan perceraian. Prinsip saling menutupi ini didasari oleh Surat Al
Baqarah ayat 187, "..mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah
pakaian bagi mereka..". Fungsi pakaian adalah menutup aurat, sehingga
dapat dipahami bahwa suami-istri hendaknya saling menutupi kekurangannya
satu sama lain.
5. Saling tolong menolong
Tolong menolong. Itulah
kata kunci pasangan samara dalam mengelola keluarga. Suami-istri itu
akan berbagi peran dan tanggung jawab dalam mengelola keluarga mereka.
Sungguh indah gambaran pasangan suami-istri yang seperti ini. Suaminya
penuh rasa tanggung jawab, istrinya mampu menjaga kehormatan diri dan
pandai menempatkan diri. (mys) *islamedia.web.id