UPS... ohhh UPS. Dengan gaya preman Ahok menjejali media dengan statemen
"Dana Siluman" "UPS". Bak pendekar Anti Korupsi Ahok melapor ke KPK,
padahal dulunya Ahok juga melarang lapor ke KPK. Publik dibuat curiga
dengan DPRD, bahkan tak segan melabeli DPRD sebagai "Koruptor UPS".
TAPI ternyata, anak buah Ahok yang usulkan pembelian UPS. Dialah Zainal
Soleman, mantan Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat.
Dalam berita di Tribunnews (4/3/2015), inilah asal usul UPS:
"Pengakuan Pejabat yang Usulkan Pembelian UPS di Jakarta Pusat"
Mantan Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat Zainal Soleman
membenarkan bahwa dia mengajukan pengadaan perangkat uniterrupted power
system (UPS) untuk 24 sekolah menegah di Jakarta Pusat pada tahun 2014.
Zainal beralasan, pengajuan itu dilakukan karena dia sering menerima
laporan dari kepala sekolah mengenai daya listrik yang sering turun atau
tidak stabil.
"Kepala sekolah sering mengeluh sering turunnya daya listrik. Kemudian
ada perusahaan distributor yang menawarkan UPS tersebut," kata Zainal,
Selasa (3/3/2015).
Zainal menjelaskan, daya listrik yang tidak stabil itu bisa menyebabkan
rusaknya peralatan laboratorium atau alat praktik lainnya. "Kalau
listrik mati, alat-alat IT bisa rusak. Selain itu, siswa-siswa SMA di
Jakarta Pusat itu di rumahnya selalu pakai AC, kalau mati mereka tidak
nyaman," katanya.
Zaenal juga mengaku mendapat laporan dari kepala sekolah yang menarik pungutan kepada orangtua siswa untuk membeli genset.
"Ada yang mengajukan pungutan kepada orang tua juga, tapi kan itu tidak
boleh jadi kita pakai dana pemerintah. Kan kalau dana dari BOS itu tidak
cukup, dana pendidikan itu besar seperti yang diamanatkan dalam
Undang-undang yaitu 20 persen harus dimanfaatkan," ujar dia.
Dengan alasan itulah, Zaenal kemudian mengumpulkan kepala sekolah
se-Jakarta Pusat di kantornya pada tanggal 9 September 2014. "Tanggal 9
kita rapat dengan kepala sekolah, salah satunya membahas pengadaan
sarana prasarana yaitu UPS," ujarnya.
Menurut Zainal rapat itu juga melibatkan perusahaan distributor UPS
untuk mempresentasikan kegunaan UPS kepada kepala sekolah. Adapun
perusahaan distributor UPS tersebut adalah PT Duta Cipta Artha, PT
Istana Multimedia Center serta PT Offisaindo Adhi Pura. "Kepala sekolah
pun tertarik sehingga mengirimkan surat pengajuan UPS," ujarnya.
Ketika ditanya tentang anggaran yang besar, Zainal menilai dana sebesar
Rp 5,8 miliar itu wajar karena UPS terdiri dari beberapa sistem.
Dia kemudian memerinci bahwa perangkat UPS itu sendiri seharga Rp 1,7
miliar, baterai Rp 8.113.000 per buah, dan rak Rp 110.000.000 per unit.
Zainal menambahkan, satu UPS membutuhkan 384 baterai, sementara di
setiap sekolah ada delapan rak.
"Memang harganya segitu. Kalau saya mau memainkan anggaran kenapa di
Dinas Pemuda dan Olahraga saya tidak mengajukan UPS, Karena memang tidak
perlu. Kalau di sekolah kan perlu," kilah Zainal.
Dia juga mengklaim para kepala sekolah berterima kasih kepadanya atas
pengadaan UPS tersebut. "Buktinya kepala sekolah berterima kasih dengan
pengadaan UPS ini," kata dia. (suf/bin/ote)
(Sumber: http://www.tribunnews.com/metropolitan/2015/03/04/pengakuan-pejabat-yang-usulkan-pembelian-ups-di-jakarta-pusat)
***
Jelaskan? Yang ngusulin UPS pejabat pemprov/pemda, kenapa nggak diusut
kok bisa segitu? Kenapa menuduh DPRD? Menutupi kebodohannya, kecolongan
sama staffnya, staff hasil lelang jabatan, amburadul, bukannya ditindak
eh justru ngefitnah DPRD.
Your Ads Here
Artikel Terkait
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
Penulisan markup di komentar
- Untuk menulis huruf bold gunakan
<strong></strong>
atau<b></b>
. - Untuk menulis huruf italic gunakan
<em></em>
atau<i></i>
. - Untuk menulis huruf underline gunakan
<u></u>
. - Untuk menulis huruf strikethrought gunakan
<strike></strike>
. - Untuk menulis kode HTML gunakan
<code></code>
atau<pre></pre>
atau<pre><code></code></pre>
, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)