Iman
adalah perkara yang paling bernilai
dalam kehidupan orang beriman. Walaupun emas sepenuh bumi bahkan dua bumi penuh
harta kekayaan tidak bisa menandingi mahalnya keimanan dalam diri seseorang.
Q.S
3 Ali Imron 91
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan
mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, Maka tidaklah akan diterima dari
seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan
emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali
mereka tidak memperoleh penolong.
Q.S
39 Azzumar 47
dan Sekiranya orang-orang yang zalim
mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya,
niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari
kiamat. dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka
perkirakan.
Karena
iman itu sangat mahal maka kita harus berusaha menumbuhkan keimanan agar agar
benih iman berubah menjadi tanaman yang akarnya teguh dan cabangnya menjulang
ke langit.
Q.S
14 Ibrahim 24-26
24. tidakkah kamu perhatikan bagaimana
Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. pohon itu memberikan buahnya pada
Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
26. dan perumpamaan kalimat yang
buruk[787] seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari
permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
Meski
sudah beriman kita harus berusaha “Nganyar-Nganyarke” Iman.
Q.S 4 Annisa 136
136.
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Kemudian
muncul pertanyaan : Apa perkara yang akan memulyakan dan menjadikan orang
beriman terhina? Bukan perkara duniawi
tapi tergantung dari ada atau tidak adanya iman.
Q.S
89 .Al Fajr 15-17
Adapun
manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya
kesenangan, Maka Dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
16.
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata:
"Tuhanku menghinakanku"[1575].
17.
sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak
yatim[1576],
[1575]
Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan
itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang
tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah
ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
[1576]
Yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan
hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.
Orang
beriman bisa menghargai keimanan jika dia yakin dia akan mati, masuk alam
akherat dan semua kebaikan akan dibalas dengan ridla dan surganya Allah SWT
Q.S
3 Ali Imron 185
185.
tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Orang
beriman harus sungguh-sungguh beragama.jika tidak sungguh-sungguh akan rugi
dunia akherat.
Q.S
22. Al Hajj 11.
Orang
beragama tapi agama dibuat main-main sungguh tercela di hadapan Allah SWT.
Q.S
10 Yunus 12
12. dan apabila manusia ditimpa bahaya
Dia berdoa kepada Kami dalam Keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi
setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, Dia (kembali) melalui (jalannya
yang sesat), seolah-olah Dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
Agar
ada islah diri dan kejayaan dunia akherat orang beriman tidak boleh ragu-ragu
dan tetap eksis dalam perjuangan.
Q.S
49 AL Hujurot 15
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
mereka Itulah orang-orang yang benar.