Pembagian Bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di Desa
Dadapan Kecamatan Gucialit rencananya akan di bagikan pada Kamis 11 Juli
mendatang nampaknya akan menimbulkan masalah baru dan terancam ditolak
warga. pasalnya, hampir 60 persen dari daftar penerima BLSM didesa tersebut
tergolong dalam masyarakat mampu dari sisi ekonomi. Sedang masyarakat
yang benar-benar miskin hanya sebagian kecil saja yang menerima BLSM.
Kepala Desa Dadapan, Hardi ketika ditemui wartawan mengatakan, dirinya sudah mendatangi kantor kecamatan kemarin untuk mengklarifikasi hal tersebut, namun gagal menemui camat karena sedang rapat.
“Saya kaget melihat daftar penerima BLSM, karena banyak orang mampu dan kaya masuk di daftar ini. oleh karena itu, saya bermaksud menemui pak camat, namun kemarin belum ketemu, katanya masih rapat di kabupaten.
Mungkin siang ini saya akan menemui pak Camat lagi,” kata Hardi pagi ini, Jumat (5/7).
Hardi menambahkan, apabila dana BLSM tetap akan dicairkan sesuai dengan data yang sudah ada itu, dirinya atas nama pemerintah Desa Dadapan dan mengapresiasi permintaan warga akan menolaknya. “Saya orang pertama yang akan menolak pencairan BLSM di Desa Dadapan, hal ini terpaksa saya lakukan karena mengantisipasi terjadinya keributan antar warga,” ujarnya
Hardi berharap pemerintah segera turun ke Desa Dadapan untuk melakukan untuk melakukan pendataan ulang agar tidak terjadi kekisruhan didesa. "Tolong lakukan survei dan pendataan yang benar jangan asal comot, masak orang yang punya truk dimasukkan dalam daftar penerima BLSM,” ungkapnya.
Sementara itu Camat Gucialit, Jamal ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya sudah memberikan petunjuk agar permasalahan tersebut di selesaikan oleh pemerintah desa setempat.”Jika diberi penjelasan dan pemahaman, mudah-mudahan warga akan sadar dan menerima akan kebijakan pemerintah desa setempat. Saya yakin itu bisa di selesaikan oleh pak kades,” pungkasnya.
sumber :http://wartalumajang.com/peristiwa-lumajang/701-warga-desa-dadapan-ancam-tolak-blsm
Kepala Desa Dadapan, Hardi ketika ditemui wartawan mengatakan, dirinya sudah mendatangi kantor kecamatan kemarin untuk mengklarifikasi hal tersebut, namun gagal menemui camat karena sedang rapat.
“Saya kaget melihat daftar penerima BLSM, karena banyak orang mampu dan kaya masuk di daftar ini. oleh karena itu, saya bermaksud menemui pak camat, namun kemarin belum ketemu, katanya masih rapat di kabupaten.
Mungkin siang ini saya akan menemui pak Camat lagi,” kata Hardi pagi ini, Jumat (5/7).
Hardi menambahkan, apabila dana BLSM tetap akan dicairkan sesuai dengan data yang sudah ada itu, dirinya atas nama pemerintah Desa Dadapan dan mengapresiasi permintaan warga akan menolaknya. “Saya orang pertama yang akan menolak pencairan BLSM di Desa Dadapan, hal ini terpaksa saya lakukan karena mengantisipasi terjadinya keributan antar warga,” ujarnya
Hardi berharap pemerintah segera turun ke Desa Dadapan untuk melakukan untuk melakukan pendataan ulang agar tidak terjadi kekisruhan didesa. "Tolong lakukan survei dan pendataan yang benar jangan asal comot, masak orang yang punya truk dimasukkan dalam daftar penerima BLSM,” ungkapnya.
Sementara itu Camat Gucialit, Jamal ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya sudah memberikan petunjuk agar permasalahan tersebut di selesaikan oleh pemerintah desa setempat.”Jika diberi penjelasan dan pemahaman, mudah-mudahan warga akan sadar dan menerima akan kebijakan pemerintah desa setempat. Saya yakin itu bisa di selesaikan oleh pak kades,” pungkasnya.
sumber :http://wartalumajang.com/peristiwa-lumajang/701-warga-desa-dadapan-ancam-tolak-blsm