Presiden Tayyip Erdogan mengatakan Rabu (1/10/2014) ,Turki mengaku
akan memerangi ISIS/ISIL tetapi ia tetap berpegang pada tujuannya untuk
menyingkirkan Presiden Suriah Bashar Assad dari kekuasaan.
“Kami akan memerangi secara efektif baik terhadap ISIL (Islamic State) maupun semua organisasi teroris lainnya di kawasan ini; ini akan selalu menjadi prioritas kami,” kata Erdogan, pada pembukaan parlemen.
“Tetapi kami akan (juga) tetap memprioritaskan tujuan kami menghapus rezim Suriah, untuk membantu melindungi integritas wilayah Suriah, dan mendorong sistem pemerintahan parlementer konstitusional yang melibatkan semua warga negara.”
Sementara itu polisi Turki pada hari Rabu menahan tiga mahasiswa yang diduga simpatisan IS, menyusul bentrokan pada protes anti-pejuang jihad di kampus Universitas Istanbul, kata laporan.
Polisi menyerbu Fakultas Humaniora dan Sains di distrik Beyazit, Istanbul, setelah mahasiswa Islam bersenjata tongkat dan batu menyerang kelompok lain yang memprotes IS.
Tiga mahasiswa kemudian ditahan setelah diidentifikasi oleh polisi sebagai pendukung IS karena mengenakan topeng hitam dan topi selama bentrokan pada Rabu pagi, kata koran Hurriyet di situsnya, dilansir Arab News.
“Kami adalah mahasiswa Muslim. Selamat mahasiswa Muslim. Kami umat Islam yang satu tubuh,” teriak mahasiswa selama protes.
Puluhan polisi anti-huru hara serta kendaraan lapis baja dan truk meriam air dikerahkan di sekitar universitas setelah serangan dimulai pagi hari.
Universitas Istanbul dalam beberapa hari terakhir telah menjadi lokasi bentrokan antara mahasiswa sayap kiri –yang mencela kebrutalan jihadis IS– dan simpatisan IS.
Pada hari Jumat, protes anti-IS berubah menjadi kekerasan ketika penyerang bertopeng menyerang sekelompok mahasiswa dengan tongkat dipenuhi paku. Seorang mahasiswa terluka di kepala ketika botol kaca dilemparkan ke arahnya.
Para penyerang juga merobohkan spanduk yang bertuliskan “ISIL, keluar dari Timur Tengah”. Para penyerang menggunakan nama alternatif untuk kelompoknya.
Militan IS, yang telah menguasai sebagian besar Iraq dan Suriah, telah hampir mendekati perbatasan Turki pada hari-hari terakhir.
Beberapa protes telah digelar di Turki terhadap IS, dengan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Turki sebelumnya telah dituduh oleh para kritikus di Barat mendorong munculnya IS dan bahkan menyediakan markas kelompok itu di Istanbul. Tuduhan ini disangkal keras oleh para pejabat.
Barat juga telah meminta Turki untuk berbuat lebih banyak menghentikan aliran pejuang asing, yang ratusan di antaranya telah menggunakan negara itu untuk titik lompat menuju Suriah.
hidayatullah.com
“Kami akan memerangi secara efektif baik terhadap ISIL (Islamic State) maupun semua organisasi teroris lainnya di kawasan ini; ini akan selalu menjadi prioritas kami,” kata Erdogan, pada pembukaan parlemen.
“Tetapi kami akan (juga) tetap memprioritaskan tujuan kami menghapus rezim Suriah, untuk membantu melindungi integritas wilayah Suriah, dan mendorong sistem pemerintahan parlementer konstitusional yang melibatkan semua warga negara.”
Sementara itu polisi Turki pada hari Rabu menahan tiga mahasiswa yang diduga simpatisan IS, menyusul bentrokan pada protes anti-pejuang jihad di kampus Universitas Istanbul, kata laporan.
Polisi menyerbu Fakultas Humaniora dan Sains di distrik Beyazit, Istanbul, setelah mahasiswa Islam bersenjata tongkat dan batu menyerang kelompok lain yang memprotes IS.
Tiga mahasiswa kemudian ditahan setelah diidentifikasi oleh polisi sebagai pendukung IS karena mengenakan topeng hitam dan topi selama bentrokan pada Rabu pagi, kata koran Hurriyet di situsnya, dilansir Arab News.
“Kami adalah mahasiswa Muslim. Selamat mahasiswa Muslim. Kami umat Islam yang satu tubuh,” teriak mahasiswa selama protes.
Puluhan polisi anti-huru hara serta kendaraan lapis baja dan truk meriam air dikerahkan di sekitar universitas setelah serangan dimulai pagi hari.
Universitas Istanbul dalam beberapa hari terakhir telah menjadi lokasi bentrokan antara mahasiswa sayap kiri –yang mencela kebrutalan jihadis IS– dan simpatisan IS.
Pada hari Jumat, protes anti-IS berubah menjadi kekerasan ketika penyerang bertopeng menyerang sekelompok mahasiswa dengan tongkat dipenuhi paku. Seorang mahasiswa terluka di kepala ketika botol kaca dilemparkan ke arahnya.
Para penyerang juga merobohkan spanduk yang bertuliskan “ISIL, keluar dari Timur Tengah”. Para penyerang menggunakan nama alternatif untuk kelompoknya.
Militan IS, yang telah menguasai sebagian besar Iraq dan Suriah, telah hampir mendekati perbatasan Turki pada hari-hari terakhir.
Beberapa protes telah digelar di Turki terhadap IS, dengan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Turki sebelumnya telah dituduh oleh para kritikus di Barat mendorong munculnya IS dan bahkan menyediakan markas kelompok itu di Istanbul. Tuduhan ini disangkal keras oleh para pejabat.
Barat juga telah meminta Turki untuk berbuat lebih banyak menghentikan aliran pejuang asing, yang ratusan di antaranya telah menggunakan negara itu untuk titik lompat menuju Suriah.
hidayatullah.com