March heran mengapa reporter Vice News,
Medyan Dairieh, bebas mewawancarai siapa saja di wilayah Suriah yang
diduduki ISIS, tanpa gangguan dari kelompok yang sudah dicap teroris
oleh beberapa negara itu.
Menurutnya, pemerintah AS dapat menyelidiki hal ini mengingat banyak wartawan tidak berani masuk ke wilayah ISIS.
Dia mengklaim, siaran Vice News dapat diduga telah melanggar undang-undang AS. (Baca: Sungai Eufrat Surut, Kiamat?)
"Undang-undang yang mungkin dilanggar dokumenter tersebut adalah larangan menyediakan material untuk mendukung organisasi teroris asing (FTO), atau hanya teroris," jelasnya.
Salah satu konten berita Vice News di Youtube sekilas terlihat membuat ISIS sebagai objek beritanya. Kebebasan wartawannya bergerak menjadi sesuatu yang dicurigai, walau media ini juga menyiarkan sisi negatif ISIS seperti pemancungan, kekerasan bahkan sebagian besar isi beritanya lebih bernada sinis.
*republika.co.id
Menurutnya, pemerintah AS dapat menyelidiki hal ini mengingat banyak wartawan tidak berani masuk ke wilayah ISIS.
Dia mengklaim, siaran Vice News dapat diduga telah melanggar undang-undang AS. (Baca: Sungai Eufrat Surut, Kiamat?)
"Undang-undang yang mungkin dilanggar dokumenter tersebut adalah larangan menyediakan material untuk mendukung organisasi teroris asing (FTO), atau hanya teroris," jelasnya.
Salah satu konten berita Vice News di Youtube sekilas terlihat membuat ISIS sebagai objek beritanya. Kebebasan wartawannya bergerak menjadi sesuatu yang dicurigai, walau media ini juga menyiarkan sisi negatif ISIS seperti pemancungan, kekerasan bahkan sebagian besar isi beritanya lebih bernada sinis.
*republika.co.id